Kamis, 28 Januari 2016

Yang Harus Dilakukan Saat Entrepreneur Tak Bisa Lunasi Pinjaman Bank



Apa yang harus Anda lakukan jika Anda terjepit dalam sebuah situasi yang pelik, hingga membuat Anda tidak mampu membayar cicilan pinjaman dari bank? Salah satu pengalaman saya yang terjadi di krisis tahun 1998 mengajarkan bahwa melarikan diri bukanlah solusi yang jitu. Kami bertekad untuk tidak mengeluh tetapi lebih fokus pada pemecahan masalah. Lalu bagaimana memecahkan masalah tersendatnya pelunasan pinjaman jika kita sendiri sebagai peminjam tidak memiliki dana untuk membayarnya kembali?

Caranya memang tidak mudah tetapi mungkin. Janganlah Anda melarikan diri dari kreditur! Bahkan setelah Anda menyadari Anda tidak bisa membayar pinjaman, Anda harus sesegera mungkin mengatakannya pada pihak bank. Untuk apa? Sebagai entrepreneur, prinsip Integritas mencakup pula kejujuran dalam berbisnis. Dan melarikan diri dari kewajiban tentu bukan pengalaman prinsip Integritas yang ada di Grup Ciputra selama ini.

Karenanya saat krisis 1998, kita sebagai debitur tidak bisa melunasi cicilan pinjaman dari bank dan kreditur lain dalam bentuk dollar AS yang saat itu sangat tinggi nilainya. Kami tidak sanggup melunasinya. Apa yang kami lakukan adalah memberitahukan pada semua pihak kreditur bahwa kami sedang dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk membayar pinjamana mereka, dan karena itu kami sangat menghimbau kerjasama mereka dalam membantu kami untuk bisa bertahan lebih lama. Bila kami sanggup bertahan lebih lama, utang mereka pastinya akan kami lunasi tidak peduli apa yang terjadi. Karena Integritas menjadi prinsip utama kami semua.

Jangan menghindar apalagi lari dari kejaran kreditur! Bahkan lebih baik lagi kalau sebelum Anda ditagih atau dikejar, Anda mendatangi dan berbicara secara terbuka mengenai situasi Anda untuk menunjukkan itikad baik pada mereka bahwa Anda ingin menyelesaikan masalah dengan solusi yang sama-sama menguntungkan, bukan hanya untuk Anda tetapi untuk pihak lain pula.


Dengan begitu, nama baik Anda sebagai entrepreneur tidak akan tercoreng. Karena sebagaimana kita ketahui, nama baik yang dibangun dengan kesungguhan yang konsisten adalah aset yang tidak ternilai harganya bagi entrepreneur. Anda boleh mengalami kejatuhan berkali-kali dalam berbisnis, tetapi sepanjang nama baik Anda masih bersih, Anda pasti akan bisa bangkit lagi. Itulah modal yang jangan sampai Anda gadaikan untuk apapun juga. 

Pelajaran dari Ice Bucket Challenge




(Image credit: boston.cbslocal.com)

Sial, es yang amat dingin...
Anak perempuan saya menunjuk saya untuk melakukan tantangan ini: Ice Bucket Challenge (Tantangan Air Es). Saya memutuskan melakukannya dan menantang semua kenalan saya di seluruh dunia.

Sejujurnya, tantangan ini sudah sangat meluas dan diketahui banyak orang. Gerakan amal ini telah membuat warga AS dan negara-negara lainnya untuk nekat mengguyur diri mereka dengan air es di kepala demi mengumpulkan dana untuk ALS Association.

Bacalah media. Baca komentar-komentar. Inilah contoh klasik dari sebuah ide yang menjadi viral. Namun, ide yang tidak menjadi viral dan kurang dikenal banyak orang merupakan alasan untuk menaklukkan rasa dingin dan membeku tadi. Dan hal itu adalah penyakit yang dimaksud.

Penyakit ALS (amyotrophic lateral sclerosis) ialah penyakit degenerasi syaraf yang terus terjadi dan mempengaruhi sel-sel syaraf dalam otak dan tulang punggung. Otak kehilangan kemampuannya mengendalikan otot-otot tubuh dan akhirnya fatal. Di AS, penyakit ALS dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig setelah pemain sepakbola yang meninggal tahun 1941 di usia 36 tahun itu menderita penyakit tersebut 2 tahun sebelumnya.

Teman-teman masa kanak-kanak saya kehilangan ayah mereka karena penyakit ALS dan apa yang menarik bagi saya ialah jumlah orang yang menyaksikan ganasnya penyakit ini secara langsung, yang sudah berbicara untuk membela dan mempromosikan tantangan mengguyurkan seember air es tersebut saat sebagian orang beranggapan tantangan ini sia-sia atau membuang waktu.
Namun, pada dasarnya banyak manfaat yang datang dari fenomena viral ini.

Laporan-laporan The New York Times menyatakan bahwa ALS Association menerima donasi sebanyak $41,8 juta hanya dalam periode 1 bulan. Jumlah itu dua kali lipat lebih tinggi dari jumlah donasi yang berhasil diraup setahun penuh kemarin (2013).
Donasi rata-ratanya ialah $46,25 dan donasi terbesar dari satu pihak mencapai $100.000.
Inilah persisnya apa yang dimaksud dengan Click dan Shout - yaitu menggunakan jejaring sosial untuk membuat lebih banyak orang mengetahui sebuah isu yang penting dan patut mendapat perhatian tetapi kemudian meyakinkan bahwa apa yang terjadi di jejaring sosial juga memiliki kaitan dengan tindakan nyata di dalam realitas.

Namun, hubungan tadi tidaklah selalu tampak dalam video-video yang diunggah.
Facebook telah mencatatkan lebih dari 2,4 juta video unik yang bertema "Ice Bucket Challenges". Dan 28 juta orang sudah mengunggah, berkomentar atau menyukai video-video ini. Kini, saya yakin bahwa sebagian - pada kenyataannya, banyak orang - sudah menyumbangkan dana mereka.
Namun, bayangkan jika semua 28 juta orang tersebut hanya menyumbangkan 1 dollar. Akan ada 28 juta dollar yang terkumpul. Lebih dari separuh jumlah dana yang terkumpul saat ini. Pikirkan itu.
Ada juga sisi buruk dari gerakan amal ini. Misalnya, Deplu AS (State Department) segera melarang secara terbuka para pejabat tinggi mereka untuk mengunggah video tantangan ini dengan alasan tidak boleh ada penggunaan publik nama instansi mereka untuk mempromosikan hal apapun.
Dan fenomena ini membuat banyak orang juga ingin mempromosikan gerakan amal mereka sendiri dari larangan pengujian ilmiah untuk anak hingga riset dengan tujuan positif untuk mencuri perhatian untuk diri sendiri.

Namun, saya pikir masalah terbesarnya adalah bahwa sebagian orang telah terbuai dengan sisi bersenang-senang dalam tantangan ini dan lupa menyebutkan untuk lembaga apa sumbangan itu akan diberikan atau bahkan apakah orang yang menyaksikannya harus melakukannya juga untuk alasan sosial. Sebagian orang menggunakan tantangan unik ini untuk membuat video konyol mereka yang akan disukai teman-temannya dan itulah yang banyak terjadi.


Aspek hiburannya ialah bukti bahwa sebuah ide yang bagus dan kisah yang hebat, dapat membuat orang tertarik untuk berinteraksi. Itulah pemasaran secara sederhana. Namun akhirnya, tidak ada yang bisa menggantikan emosi murni yang muncul saat kita membantu memotivasi orang lain melakukan perbuatan yang positif. Dorongan utamanya ialah bagaimana mengumpulkan dana untuk mengobati pasien yang menderita penyakit ALS.

Jadi, unggah, sukai dan bagikan video-video itu. Tidak mengapa sedikit kedinginan. Namun, pastikan pula bahwa setelah Anda mengklik dan menyebarkannya, Anda menyumbangkan uang Anda untuk ALS Association.

Cara Menilai Kinerja Saham Perusahaan Dengan Metode WAI


Likuiditas tinggi yang didukung fundamental kuat, ditambah kemampuan memberi nilai tambah kekayaan (wealth added index – WAI), menjadikan saham sebuah perusahaan di Bursa Efek Indonesia terus menjadi primadona di pasar saham.

Demi memperoleh return yang tinggi dan di saat bersamaan meminimalkan risiko, investor umumnya memilih perusahaan terpercaya dan memiliki profitablitas yang tinggi. Salah satu alat ukurnya adalah kinerja perusahaan, khususnya analisa laporan keuangan, termasuk laporan laba rugi. Semakin tinggi laba, maka dividen yang diperoleh akan semakin tinggi pula.

Akan tetapi, laba tinggi saja tidak cukup. Ada unsur lain yang bisa menjadi masukan, yaitu wealth added index (WAI), atau kemampuan perusahaan dalam memberi nilai tambah kekayaan. WAI adalah metode pengukuran kinerja perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Value Management, sebagai indikator untuk menentukan peningkatan kekayaan yang dihasilkan perusahaan di atas return minimal yang diharapkan investor.

Dalam menghitung WAI, harapan akan return itu didasarkan pula pada potential cost plus risiko yang ditanggung investor, yang kemudian diterjemahkan dalam cost of equity (CoE). Sebuah perusahaan yang baik akan menghasilkan WAI positif, yaitu bila total return yang dihasilkan untuk pemegang saham (Total Shareholder Return - TSR) lebih besar dari CoE-nya. Artinya, jika saham perusahaan hanya menghasilkan TSR sama besar dengan CoE-nya, maka saham itu dianggap belum menghasilkan wealth added. Belakangan ini, WAI menjadi salah satu rujukan untuk menentukan perusahaan yang prospektif untuk berinvestasi.

Berdasarkan perhitungan harian data dari Bloomberg periode 2009-2013, Majalah SWA memeringkat 100 perusahaan Indonesia dengan WAI terbesar 2014. Dalam daftar SWA 100 Indonesia’s Best Wealth Creator 2014, itu, BCA (BBCA) menduduki peringkat ke-4 di bawah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Namun untuk sektor perbankan, BCA menjadi perusahaan dengan WAI tertinggi, mengungguli bank-bank BUMN berkapitalisasi pasar terbesar. Prestasi ini sama dengan capaian peringkat tahun lalu.
Menurut Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, selain mempertahankan likuiditas tinggi, meningkatkan profitabilitas dan memperkokoh permodalan, BCA senantiasa bersikap transparan untuk menjaga kepercayaan dan ekspektasi investor.


“Kami tidak pernah memberikan janji palsu. Kami cerita apa adanya. Dengan transparansi, investor mengapreasiasi kami. Jadi kuncinya adalah transparan,” tegas Jahja. Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6193-cara-menilai-kinerja-saham-perusahaan-dengan-metode-wai.html

Olympic, Merek Lokal yang Bertahan Sejak Era 80-an



Masih ingat dengan jargon iklan Pic, Pic, Olympic? Sebuah kata sederhana namun begitu melekat di benak masyarakat Indonesia pada era 1980-an hingga saat ini.

Jargon pemasaran itu sangat cocok menggambarkan produk furnitur lokal merek Olympic yang merupakan pionir di kelas produk bongkar pasang alias knock down.
Di balik nama besar Olympic, ada peran dari sang Pendiri sekaligus Presiden Direktur PT Cahaya Sakti Furintraco, Au Bintoro. Dia sukses mengantarkan Olympic menjadi pemimpin pasar dikategori knock down furnitur selama tiga dekade ini.

Olympic kini telah bertumbuh pesat. Bukan saja menguasai pasar dalam negeri, tapi juga merajai pasar ekspor di Timur Tengah. Maklum, sebesar 80 persen dari produk furnitur Olympic diserap pasar domestik, sedangkan sisanya dilempar ke luar negeri, terutama Timur Tengah.

Saat ini tercatat ada lebih dari 3.000 toko furnitur yang menjual produk Olympic di seluruh Indonesia, 23 pabrik di 23 provinsi, gudang dan cabang di China, serta agen tunggal atau sentra distribusi di Dubai. Dari Dubai, produk furnitur Olympic lari ke negara lain, seperti Afrika, dan sebagainya.

Dengan jaringan pemasaran yang cukup rapi, Au begitu dia kerap disapa, mampu menjual beragam jenis furnitur sampai 100 ribu unit dalam kurun waktu sebulan. Furnitur tersebut diproduksi di sebuah pabrik yang berlokasi di pinggiran kota Hujan, tepatnya Jalan Kaum Sari, Kedung Halang, Bogor.
Menempati areal seluas 14 hektare (ha), Au Bintoro mempekerjakan sekitar 1.200 karyawan untuk memproduksi sebanyak lebih dari 1.000 produk furnitur, mulai dari meja belajar, furnitur untuk dapur, kamar tidur, ruang keluarga dan masih banyak lainnya.

Setiap bulan selalu meluncurkan dua sampai tiga produk baru, salah satu produk anyar yang bakal dirilis adalah furnitur religi untuk menyambut bulan puasa tahun ini.   

"Tapi kami juga mengimpor produk furnitur lain dari China karena memang nggak bisa kami bikin di sini, seperti gelas furnitur. Porsinya 15 persen. Kami nggak bermain di situ, tapi produknya ada di gudang kami dan menggunakan merek Olympic," ucapnya.

Semuanya berawal dari 1975. Au memutar kembali memori perjalanan karirnya sebagai seorang pengusaha kelas teri yang bermain di bisnis box speaker dengan menempati area pabrik 3.000 ha dan modal Rp 350 ribu dari hasil menjual kalung sang istri.  

Kala itu, insting Au terhadap prospek box speaker berubah menjadi pesimistis. Sebab peluang tumbuh usaha box speaker di Indonesia mulai meredup, pangsa pasar kian surut karena tren bisnis ini mulai bergeser dari box speaker berbahan partikel board ke arah besi dan plastik.

Karena alasan tersebut, pria yang berwirausaha sejak usia 23 tahun itu berpikir keras untuk memulai bisnis baru yang lebih menjanjikan. Tanpa sengaja, cerita Au, dirinya melihat sebuah kendaraan truk melintas dan membawa lemari yang berpadu dengan meja belajar. Sayangnya furnitur itu berbahan kayu jati yang dibanderol dengan harga mahal.

Akhirnya dari situ muncul sebuah inspirasi untuk melakukan suatu inovasi membuat produk furnitur berbahan partikel board, namun bisa dibongkar pasang dan memikirkan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia.

"Nah pertama kali saya menciptakan meja belajar knock down pada 1982 supaya bisa dikirim ke mana-mana mengingat negara kita negara kepulauan. Produk saya ini jadi pelopor di produk knock down furnitur," bangga Au yang mengaku buta bisnis furnitur pertama kali namun punya keahlian mendesain.  
Dia bersyukur produk pertamanya mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Indonesia. Ini juga berkat nama Olympic yang terinspirasi dari Olympiade pada 1983. Au memanfaatkan momen pesta olahraga dunia itu sekaligus untuk mendompleng promosi.

Sejak saat itu, nama Olympic meroket, bisnis furniturnya makin bersinar dan mampu membangun brand image sampai sekarang meski pemasaran hanya gencar dilakukan melalui pameran. (bn)

"Membangun brand lokal itu susah, butuh waktu dan uang. Tapi produk meja belajar pertama saya sangat diminati pelajar dan mahasiswa. Olympic sering dijadikan kado atau hadiah saat kenaikan kelas, acara tertentu karena nama Olympic sudah melekat di benak masyarakat. Produk furnitur ya Olympic," jelasnya. 

Ini Kunci Agar Ekspansi Bisnis Anda Berjalan Dengan Baik



Banyak perusahaan – baik skala besar maupun kecil –cenderung melakukan langkah gegabah dengan ekspansi bisnis ke berbagai negara dengan maksud untuk mendongkrak pendapatan secara cepat. Sayangnya, banyak perusahaan yang terjebak pada ekspansi semata tanpa mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan secara jangka panjang.

Padahal, tujuan bisnis adalah senantiasa bertumbuh dari zaman ke zaman. Bisnis yang tidak bertumbuh bisa diprediksi sedang mengalami masalah. Namun, proses bertumbuh ini bukan sembarang, seperti asal cepat, asal profitnya naik, dan sebagainya secara jangka pendek. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan yang berkesinambungan secara jangka panjang.

Tidak disangkal, era digital sekarang ini menyuguhkan aneka peluang baru untuk bisnis. Tuntutan untuk senantiasa berubah dan bergerak cepat juga membuat perusahaan berupaya terus mengadaptasi dirinya agar tetap relevan dengan kebutuhan konsumennya. Tapi, globalisasi dan revolusi digital saat ini juga menyuguhkan aneka ketidakpastian bagi bisnis.

Dalam konteks tersebut, Profesor Mohan Sawhney menawarkan cara cerdas bagi perusahaan agar bisa mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan cara-cara cerdas. Ekspansi gegabah di atas oleh Sawhney “dilawan” dengan apa yang disebut dengan sustainable growth (pertumbuhan yang berkesinambungan).

Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan yang tidak mengharuskan anda berpusing ria dengan angka-angka di setiap kuartal, pertumbuhan yang menghasilkan marjin yang layak, pertumbuhan yang membuat struktur perusahaan berorientasi pada profit, maupun pertumbuhan yang digapai dengan simplisitas dan bukan kompleksitas yang menguras energi.

Untuk mendapatkan pertumbuhan yang berkesinambungan tersebut, perusahaan harus melakukan tiga langkah utama, yakni Fewer, Bigger, Bolder. Tahap demi tahap, perusahaan yang mengimplementasikan strategi ini bisa mengalami pertumbuhan bisnis yang langgeng dengan kenaikan  profit serta penghematan ongkos.

Kata kunci dari ketiga langkah tersebut adalah fokus. Intinya, perusahaan harus bisa fokus pada potensi-potensi yang bisa membawanya pada pertumbuhan berkesinambungan tersebut. Sebab itu, Sahwney menyebutnya dengan framework Focus7. Dalam hal ini, perusahaan harus mengisolasi potensi-potensi pertumbuhan bagi perusahaan, termasuk modal, peluang, program, sumber daya manusia, dan sebagainya.

Kerangka kerja ini terdiri dari tujuh langkah, yakni Discovery (Search for growth), Strategy (Pick your bets), Rallying Cry (rouse the troop), People (unleash potential), Execution (simplify and delegate), Organization (align and collaborate), dan Metrics (measure and communicate progress).
Secara umum, perusahaan harus bisa melakukan pengurangan sejumlah aktivitas perusahaan dan fokus pada inisiatif-inisiatif yang memiliki potensi pertumbuhan terbesar. Dalam proses Discovery, perusahaan harus mampu memetakan potensi-potensi besar yang ada. Selain itu, perusahaan harus bisa menyelaraskan kepemimpinan dengan inisiatif-inisatif baru.

Terkait strategi, perusahaan harus bisa memprioritaskan sisi-sisi mana saja yang paling memengaruhi pertumbuhan terbesar perusahaan. Selanjutnya, startegi tersebut harus bisa dikomunikasikan secara sederhana ke seluruh elemen perusahaan (rallying cries). Ini bisa diterjemahkan dalam aneka bentuk, seperti slogan, akronim, gambar, maupun warna.

Langkah berikutnya adalah menaruh perhatian pada SDM yang paling berpotensi dan relevan dalam upaya membangun pertumbuhan tersebut. Perusahaan harus menaruh perhatian besar pada orang-orang yang cerdas, memiliki passion, dan energi besar dalam proses transformasi itu. Intinya, menaruh orang-orang yang tepat di tempat yang tepat pula.

Lalu, perusahaan harus bisa mensimplifikasi proses operasional bisnisnya. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu mendelegasikan tugas-tugas penting kepada orang-orang yang berbakat tadi. Selanjutnya, perusahaan juga harus mampu membangun kolaborasi dengan banyak elemen. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mendobrak rintangan dan masalah yang selama ini menghambat perusahaan dalam bertumbuh. Terakhir, perusahaan harus bisa membuat indikator keberhasilan untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Lalu, mengomunikasikannya kepada semua elemen.

Dengan ketiga langkah fokus tersebut, harapannya, perusahaan tidak lagi melakukan ekspansi secara gegabah yang tampak gemilang di jangka pendek namun rapuh, tetapi bisa selalu bertumbuh secara bekesinambungan sekarang dan di masa depan.


Prof Mohan Sawhney akan bertandang kembali ke Indonesia dan akan memberikan seminar di Jakarta pada 16 Oktober mendatang. Guru New Wave Marketing dari Kellog School of Management ini akan memberikan seminar bertajuk “Fewer, Bigger, Bolder”. Tema ini diusung berdasarkan buku Sawhney terbaru yang ia tulis bersama Sanjay Khosla berjudul “Fewer, Bigger, Bolder: From Mindless Expansion to Focused Growth” terbitan Penguin Group tahun 2014.

Aplikasi x.ai Mudahkan Anda Atur Jadwal Rapat yang Padat



Aplikasi-aplikasi yang bertujuan memudahkan kita menyelesaikan pekerjaan (to-do) merupakan cara yang populer untuk memastikan bahwa hidup kita yang makin sibuk tetap teratur tetapi aplikasi-aplikasi itu bisa menjadi penyedot waktu Anda yang berharga juga.

Kini ada aplikasi x.ai, yang merupakan sebuah layanan khusus untuk memudahkan orang-orang sibuk dalam menggunakan asisten pribadi AI (Artificial Intelligent) untuk menangani deretan kegiatan yang harus diselesaikan secara efisien.

Banyak orang akan dimudahkan oleh aplikasi x.ai ini karena mereka bisa mengalihkan pekerjaan yang membosankan, yaitu bernegosiasi tentang detil saat seorang kolega meminta bertemu, misalnya. Pengguna cukup membalas pesan asli dengan mengirim CC (Carbon Copy) ke "Amy" (amy@x.ai) untuk memastikan bahwa aktivitas itu akan berfungsi sebagai permintaan untuk dimasukkan ke jadwal. Amy akan mencoba menemukan waktu luang untuk aktivitas pertemuan tersebut. Amy menggunakan informasi dari kalender pengguna untuk menemukan waktu yang kosong dan lokasi yang sesuai dengan permintaan dan membuatkan sebuah email dalam bahasa yang alami sebgai usulan ke kolega bisnis tersebut.

Amy juga memperhitungkan preferensi yang sudha diatur sebelumnya seperti Skype dan Google Hangout dan lokasi-lokasi yang lebih disukai untuk bertemu dan rapat.


x.ai mampu menyusun pertemuan dengan peserta sampai maksimal 5 orang dan akan bekerja baik jika pihak lain juga menggunakan layanan serupa. Sebuah inovasi juga dihadirkan dengan memberikan fitur yang bisa menyesuaikan jadwal rapat dengan jadwal masing-masing peserta. Kalender pribadi dan pekerjaan juga bisa disatukan untuk mengetahui waktu-waktu yang masih memungkinkan untuk diisi pertemuan.

TheBikeSheildApp Cegah Tabrakan AntarPengguna Jalan


Kerap ada ketegangan antara para pesepeda dan pengendara motor saat berada di jalan raya. Para pesepeda menganggap pesepeda motor sebagai biang keladi hampir semua kecelakaan lalu lintas sementara para pengendara mobil menyakini bahwa pesepeda tidak menghormati aturan lalu lintas. Aplikasi TheBikeShieldApp ingin membantu baik pengendara motor dan sepeda untuk menghindari tabrakan.

Aplikasi TheBikeShieldApp bisa digunakan oleh pesepeda, pengendara motor dan pengemudi mobil. Saat diaktifkan, ia memungkinkan smartphone pengguna untuk mendeteksi kehadiran pengendara lainnya dengan aplikasi itu. Dengan menempatkan perangkat mereka di perangkat itu, pengendara bisa menerima peringatan sekitar 5 hingga 10 detik sebelum pengendara lainnya mendekati. Ini memungkinkan mereka untuk memeriksa posisi pesepeda sebelum mereka melakukan manuver seperti berganti lajur atau menepi.

TheBikeShieldApp bisa menyelamatkan nyawa dengan membuat alasan tidak tahu menjadi usang.

Saat ini aplikasi tersbeut sudah tersedia di Google Play secara gratis, di iOS Anda juga bisa menemukannya di AppStore. Selengkapnya; http://www.eciputra.com/berita-6188-thebikesheildapp-cegah-tabrakan-antarpengguna-jalan.html

Bagaimana Agar Bisnis Anda Dipromosikan Selebriti Tanpa Biaya



Setiap orang tahu bahwa saat Anda memiliki seorang selebriti yang mempromosikan produk dan jasa Anda sering mendongkrak penjualan. Namun, apa yang Anda lakukan jika tidak memiliki banyak uang untuk memberikan kompensasi finansial bagi pesohor itu? Berikut adalah trik umum yang bisa Anda tempuh untuk mempromosikan produk/ jasa dengan selebriti tanpa harus mengeluarkan anggaran sepeser pun.

Pertama dan yang paling utama ialah Anda harus berupaya keras agar si selebriti menyukai produk Anda itu. Mereka seperti orang lain juga pasti membeli busana, makan, berbelanja di toko, dan sebagainya. Mereka akhirnya mempromosikan produk yang merek beli, pakai, dan makan. Seorang selebriti menunjukkan pakaian tertentu atau membawa tas di tangan mereka, dan dapat Anda pastikan, akan ada sekelompok orang yang kemudian akan meniru selera selebriti ini.

Ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan dukungan (endorsement) dari selebriti:
  1. Mulai dengan menentukan selebriti mana yang sesuai dengan produk atau jasa Anda mengingat seorang selebriti juga memiliki citra diri yang unik. Hal lain yang tak kalah penting ialah tentukan produk Anda akan sesuai dengan minat Anda. Anda akan bisa lebih sukses jika Anda sudah melakukan pekerjaan Anda dalam menyesuaikan produk dengan citra selebriti tertentu. I i akan lebih efektif daripada Anda sembarangan mencari endorsement dari selebriti yang kurang sesuai dengan produk Anda.
  2. Lakukan sedikit riset untuk menemukan tempat yang terbaik agar bisa bertemu langsung dengan si selebriti yang Anda incar. Jika Anda bisa mendapatkan alamat rumah mereka, itu lebih bagus. Jika Anda tidak bisa, cobalah untuk memikirkan cara yang efektif agar produk Anda bisa sampai  di tangan selebriti itu. Anda bisa menuliskan surat yang profesional yang menyatakan mengapa Anda pikir produk itu sesuai untuknya dan bagaimana selebriti itu akan bisa mendapatkan manfaat dari produk Anda.
  3. Mungkin mendekati selebriti sangatlah sulit, apalagi harus membangun hubungan yang akrab dengan mereka. Namun, jangan cepat menyerah. Anda masih bisa membina hubungan dan komunikasi dengan orang-orang yang dekat dan berhubungan erat dengan si selebriti. Tawarkan produk Anda pada asisten pribadi si selebriti. Siapa tahu saat sang asisten menggunakannya, si selebriti juga akan tertarik?
  4. Temukan siapa yang menjadi juru bicara atau perwakilan humas sang selebriti dan cobalah untuk memberikan produk Anda melalui si jubir/ perwakilan. Untuk bisa melakukannya, bangunlah hubungan dengan agen. Mulailah dengan sebuah surat yang menjelaskan bagaimana Anda berpikir bahwa si selebriti merupakan sosok yang sesuai dengan produk/ jasa Anda dan bahwa Anda akan sangat tersanjung jika ia mau menggunakannya. Mintalah masukan juga.
Jika Anda cukup beruntung dan bisa menemukan selebriti yang 'tertangkap basah' menggunakan produk/ jasa Anda, fotolah! Setelah Anda bisa mendapatkan fotonya, pastikan agar foto itu diunggah ke situs, jejaring sosial dan sebagainya.


Mendapatkan dukungan selebriti dalam promosi produk/ jasa Anda akan mendorong kesuksesan produk Anda. Mungkin Anda berpikir bahwa itu memungkinkan atau bahwa mereka hanya mempromosikan bisnis Anda dengan biaya tertentu tetapi hal itu tidak selalu benar. Mereka juga memiliki produk yang mereka promosikan karena telah dibayar dan mereka juga mempromosikan produk yang benar-benar mereka sukai tanpa harus dibayar sepeser pun.  Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6187-bagaimana-agar-bisnis-anda-dipromosikan-selebriti-tanpa-biaya.html

Menimbang Peluang Bisnis Agroindustri Kayu Jati



Beragam investasi ditawarkan untuk masyarakat yang ingin meraup keuntungan. Salah satunya adalah tawaran investasi hutan bisnis kayu jati, yang diklaim pertama di Indonesia. Adakah risikonya?
PT Harfam Jaya Makmur menawarkan investasi kepemilikan lahan hutan kayu jati dengan tawaran keuntungan yang besar, di lahan Bondowoso, Jawa Timur (Jatim). Ada beberapa paket yang ditawarkan, mulai dari kepemilikan 1.000 meter persegi hingga 9 hektar lahan kayu jati dengan 9.000 batang pohon.

Para investor bakal diberikan lahan sesuai dengan yang dibelinya dan ditanami pohon jati oleh pihak Harfam. Investor harus menunggu selama 8 tahun hingga hutan kayu jati yang mereka beli mengalami masa panen.

"8 tahun agar kayu jatinya harganya ekonomis. A3 atau berdiameter 30-39 cm, itu syarat dari kami. Agar harganya ekonomis, sekarang di pasar harganya Rp 12 juta/batang," kata Marketing Executive Harfam, Dito Harwanto kepada detikFinance di Pameran BTN Properti Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Tanah yang telah dibeli investor adalah sertifikat hak milik (SHM) atas nama investor. Namun selama 8 tahun itu, investor hanya memegang legalisir dari sertifikat itu. Sedangkan sertifikat yang asli dipegang oleh pihak Harfam.
Dito beralasan, agar segala urusan administrasi seperti pengurusan izin penebangan, sertifikat verifikasi legalitas kayu semua bisa dilakukan oleh pihak Harfam dengan mudah.
Selain itu, Dito juga menyebutkan, selama 8 tahun itu, Harfam masih memiliki saham atas pengelolaan lahan, sehingga ada jaminan bagi Harfam saham tersebut masih bisa dipegang selama investor tidak mengubah status kepemilikan lahan ke orang lain.
"Si pemilik tanah bisa melakukan apapun terhadap tanahnya," kata Dito.
Jika setelah 8 tahun kerjasama antara investor dan Harfam berakhir, maka sertifikat tanah yang asli akan diserahkan pada investor.

"Tanah itu Harfarm beli dari tanah penduduk yang tidur tidak dipakai. Aman tidak sengketa, bukan tanah Perhutani atau milik pemerintah sehingga nanti bisa SHM dengan mitranya Harfarm," katanya.

Jika dalam kurun waktu kurang dari 8 tahun sesuatu terjadi pada perusahaan, seperti bangkrut, Dito mengatakan, investor bisa langsung meminta sertifikat asli atau datang ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk membuat surat sertifikat asli dengan bukti KTP, Kartu Keluarga, dan juga legalisir sertifikat yang dipegang investor.
"Karena Harfam pegang itu nggak mungkin bisa digadai. Itu sertifikat itu atas nama investor, sama istrinya. Bukan atas nama Harfam. Kalau saya sama notaris itu dilihat, KTP yang asli harus dibawa, nanti saya dianggap pencuri namanya. Nanti dicek dulu sama notarisnya. Yang mengeluarkan BPN mana," papar Dito

Selain itu, dikatakan Dito, Harfam juga memberikan garansi jika dalam kurun waktu 8 tahun, hutan kayu jati mengalami gagal panen. "Kalau gagal panen, sama Harfam digaransi buy back 150% dari investasi awal," tambahnya.

Begitu juga jika ada pohon yang mati, atau tidak panen. Harfam pun berjanji akan memberikan garansi. "Kalau bibit itu mati, selama 12 bulan kita beri garansi semua full diganti bibitnya," kata Dito.

Investasi yang dibuka sejak 4 tahun lalu ini sudah memiliki 800 investor dengan 650 hektar lahan. Keuntungan yang didapat pun cukup menggiurkan. Dengan asumsi harga pohon jati Rp 15 juta/batang dalam 4-8 tahun ke depan, minimal investor mendapatkan keuntungan Rp 1,5 miliar dengan modal Rp 177 juta.


Keuntungan dilepas dengan sistem bagi hasil. Investor mendapatkan porsi 50%, Harfam mendapatkan porsi 40%, penduduk mendapat 5% dan karyawan Harfam mendapatkan 5%. Maka, dengan menunggu 8 tahun hingga masa panen datang, investor akan mendapatkan Rp 675 juta, plus lahan yang sudah jadi milik investor. Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6186-menimbang-peluang-bisnis-agroindustri-kayu-jati.html

Perubahan Paradigma dalam Corporate Social Responsibility



Dalam sebuah ulasannya di Harvard Business Review, Michael Porter menjelaskan bahwa ada hubungan antara bisnis dan masyarakat. Hubungan ini berbentuk nyata dalam upaya-upaya CSR (Corporate Social Responsibility) yang banyak diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan baik yang skalanya besar, sedang hingga kecil dan mikro sekalipun.

Namun demikian, telah terjadi pergeseran paradigma dalam dunia CSR akhir-akhir ini, tulis Porter. Apa yang dimaksudkan dengan perubahan itu? Menurutnya, saat ini filosofi lama tentang CSR yang menegaskan bahwa apa yang bagus untuk perusahaan atau dunia bisnis pastinya akan bagus juga dampaknya untuk masyarakat. Di sini, kita mendapatkan kesan bahwa aspek bisnis menjadi prioritas utama. Langkah sederhana untuk mengoptimalkan profit sudah dianggap cukup bagus dalam upaya CSR. Peningkatan laba sendiri, tanpa disertai upaya CSR, akan menjadi tidak bermakna terutama jika ditilik dari dampak positifnya bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Pandangan itu sudah dianggap usang.

Porter menuliskan bahwa paradigma terbaru adalah apa yang bagus untuk masyarakat, pastinya akan berdampak bagus untuk perusahaan dan dunia bisnis. Terjadi sebuah dekonstruksi atau perombakan pola pikir di sini. Kita yang sudah terbiasa mengutamakan kepentingan laba perusahaan kini perlu mulai mengubah cara pandang, bahwa hal-hal yang dilakukan perusahaan pada masyarakat perlu diiringi dengan itikad baik untuk memajukan masyarakat. Bila masyarakat menjadi lebih maju dan sejahtera, secara langsung atau tidak langsung dunia bisnis akan juga menuai hasil positifnya.

Sudah saatnya setiap perusahaan perlu didorong untuk memikirkan caranya untuk tidak hanya menggenjot output/ labanya tetapi juga outcome-nya. Sebuah perusahaan makanan misalnya seharusnya meningkatkan nutrisi masyarakat yang juga nantinya menjadi konsumen mereka. Sebuah perusahaan energi juga perlu menyadari perlunya meningkatkan suplain energi di masyarakat. Contoh lainnya ialah bagaimana sebuah bank di Jerman perlu menyadari tugas mereka yang utama: memperkaya nasabahnya. Dengan memiliki cara pikir seperti ini, bank itu  terpacu untuk mendidik konsumennya untuk bagaimana berinvestasi lebih baik, menabung lebih baik dan membelanjakan uangnya dengan lebih bijak. Bank ini bahkan mengadakan workshop bagi para depositornya agar mereka lebih teredukasi dengan cara membeli barang-barang dengan lebih cerdas dan bijak. Jadi, bank ini memiliki perbedaan dari kompetitornya yang cuma mempersilakan orang mendepositokan dana mereka lalu pergi begitu saja dan hanya kembali untuk mengambil dana mereka dan bunganya.


Anda bisa temukan bahwa cara pandang yang lebih holistik ini pada gilirannya akan membuahkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan. Inilah inti dari CSR yang lebih berdampak. Bukan hanya membagi-bagikan uang pada masyarakat luas tetapi juga membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6185-perubahan-paradigma-dalam-corporate-social-responsibility.html

Mengenal Istilah Prosumer


Kata "consumer" (konsumen) memiliki konotasi yang kurang positif karena seolah-olah menempatkan orang sebagai makhluk yang terus menerus menghabiskan sesuatu. Asosiasinya dekat dengan ketamakan, kerakusan dan ketidakpedulian. Beberapa pihak mulai lebih menyukai penggunaan kata 'prosumer" saat mengacu pada konsumen.

Siapa saja mereka itu? Kita semua adalah prosumer. Pencipta istilah "prosumer" adalah Alan Tofler dari Fortune Magazine, yang dikenal sebagai futurist. Tofler memperkenalkan konsep revolusi digital, revolusi komunikasi dan singularitas teknologi. Ia menggunakan kata ini dalam sebuah tulisan singkat. Prosumer, orang adalah konsumen yang produktif. Seperti apakah orang-orang ini? Mereka adalah orang yang membuat sendiri barang dan jasa yang mereka butuhkan.

Terminologi prosumer dikenalkan Tofler sejak tahun 1980. Secara kasar, definisi prosumer mengacu pada konsumen umum yang diprediksinya akan menjadi lebih aktif dalam membantu meningkatkan atau mendesain secara personal barang dan jasa di pasar, mengubah perannya sebagai konsumen biasa menjadi lebih lengkap.

Sejauh ini penggunaan paling lazim terminologi tersebut menggambarkan konsumen, penggemar yang membeli produk (hampir selalu teknis) yang berada di antara standar tingkatan konsumen dan profesional dalam hal kualitas, kompleksitas, atau fungsionalitas.

Prosumer juga biasanya mengacu pada produk-produk yang dibuat oleh konsumen yang bersedia menyisihkan waktunya untuk membantu proses desain produk atau penyempurnaan jasa yang pada gilirannya nanti juga akan mereka nikmati.

Dalam kategori produk kamera dan perekam video, kita bisa temukan istilah yang sama, namun mengacu pada nuansa makna yang berbeda. Prosumer di sini lebih mengarah pada semiprofesional, ia lebih tinggi daripada standar konsumen biasa tetapi juga tidak setinggi standar profesional. Fitur-fitur produk prosumer lebih bagus daripada produk untuk konsumen biasa yang kebutuhannya standar saja. Produk prosumer dibuat untuk memenuhi ekspektasi konsumen yang berada di tengah-tengah tetapi tidak masuk kategori profesional maupun amatir. Mereka umumnya lebih berwawasan dan terdidik daripada konsumen awam sehingga tuntutan mereka terhadap sebuah produk atau jasa juga lebih tinggi.


Kembali pada makna prosumer dalam definisi Tofler, prosumer atau konsumen yang memproduksi ini mampu menciptakan barang untuk mereka pakai sendiri dan juga mungkin mereka jual untuk meraup untung. 

Bootcamp UCEC-World Vision Dorong Pebisnis UMKM



Ciputraentrepreneurship News, Jakarta - UCEC kembali merintis pelatihan entrepreneurship. Kali ini upaya menyebarkan entrepreneurship itu melibatkan Wahana Visi atau World Vision. Dalam program itu, akan dibentuk sebuah inkubasi UMKM yang diperuntukkan bagi para pengusaha dari komunitas akar rumput (grass root) yang tinggal di daerah-daerah yang memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang dan juga kantung-kantung kemiskinan di kota-kota besar. Demikian ungkap  Ivan Sandjaja, direktur Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) yang berada di Jakarta pada CiputraEntrepreneurship.com.

Selama ini World Vision telah membina sejumlah pengusaha mikro, dan mereka merasakan perlunya para pebisnis UMKM itu untuk mengembangkan usahanya. "Model inkubasi bisnis tersebut dimaksudkan agar bisa diadopsi oleh tim World Vision sehingga para mentor World Vision setelah program ini akan bisa melatih calon entrepreneur baru dengan lebih baik,"ujar Ivan.

Untuk tahap awal, mereka mengadakan bootcamp yang intensif sepanjang sepekan penuh. Tujuannya memberikan contoh yang nyata bagaimana memberikan mentoring pada calon entrepreneur. Ivan mengharapkan setelah itu World Vision akan dapat melaksanakan pelatihan entrepreneurshipnya sendiri tanpa bantuan dari UCEC. Di fase ini, UCEC menyediakan contoh-contoh untuk nanti diterapkan.

Tahap berikutnya ialah pendampingan, sehingga para mentor World Vision bisa mulai mempraktikkan pengetahuan yang diberikan sebelumnya ke dalam lapangan. Di sini, mereka masih didampingi oleh UCEC. Selanjutnya masuk tahap ketiga, tim mentor World Vision diberikan kesempatan untuk mempraktikkan secara penuh apa yang sudah mereka serap dari UCEC tanpa pembimbingan dan pendampingan lagi.

Menurut Ivan, program ini secara keseluruhan akan berlangsung selama 1 tahun. Sepanjang tahun akan dilakukan bootcamp dan mentoring ekstensi yang dibagi menjadi 3 bagian yang terpisah sehingga tersedia waktu bagi para peserta untuk menyerap dan mempraktikkan ilmu yang diberikan.
Bootcamp pertama mengangkat tema motivasi untuk membakar semangat peserta dan melibatkan sejumlah peserta yang sudah mendirikan UMKM tetapi mereka menghadapi masalah saat ingin membesarkan skala usahanya. Kebanyakan adalah para ibu dengan latar belakang akar rumput di pinggir kota besar Jakarta dan daerah lain. Meski sudah bertahun-tahun berbisnis, nasib usaha mereka itu masih stagnan bahkan beberapa mengalami kemunduran.

Yang dibutuhkan oleh mereka ternyata inovasi, tutur Ivan. Maka dari itu, semua peserta diajarkan bagaimana berinovasi dalam bisnis mereka sehingga saat selepas pelatihan, mereka akan bisa secara mandiri menghasilkan inovasi-inovasi baru sendiri, tanpa harus didorong oleh orang lain. Setelah itu, para peserta juga akan dipantau perkembangannya jadi tak cuma asal lepas saja.


Para pebisnis UMKM ini diajari banyak hal, termasuk di dalamnya user test atau market validation( validasi pasar), yang kemudian bisa menentukan apakah produk itu harus dirilis atau tidak. Topik ini menjadi tema besar dalam Bootcamp periode kedua. Di tahap ketiga, UCEC akan mengajarkan penjualan produk-produk yang lebih sempurna, baik dalam hal value dan cakupan pasar.

'Perempuan Harapan', Program Pelatihan Entrepreneurship dari Ciputra bagi Mantan PSK




Sebagian peserta pelatihan Perempuan Harapan berfoto bersama dengan walikota Surabaya Tri Rismaharini.


Suasana pelatihan kuliner di Universitas Ciputra Surabaya.
Ciputraentrepreneurship News, Jakarta - Pelatihan entrepreneurship bagi kelompok-kelompok masyarakat seperti pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, atau tenaga kerja Indonesia di luar negeri pernah kita dengar. Tetapi bagaimana dengan pelatihan wirausaha untuk para mantan pekerja seks komersial (PSK) dan germo?

Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) mencoba membidik kelompok yang banyak terlupakan ini. Sebuah program pelatihan mereka rancang untuk memberdayakan warga yang termarjinalisasi ini dengan entrepreneurship. Program ini dinamai "Perempuan Harapan", yang dimaksudkan untuk melatih para mantan pekerja seks komersial (PSK) dan mantan germo yang biasanya tinggal di sekitar lokalisasi di kota Surabaya. Awalnya program tersebut ditujukan untuk mereka yang berada di lokalisasi Dolly sebelum ditutup oleh pemerintah kota Surabaya. Namun, karena alasan resistensi politis dan sosial terhadap langkah penutupan lokalisasi tersebut, kawasan lainnya yang bernama Dupak Bangunsari menjadi target program pemberdayaan ini. Saat ini lokalisasi tersebut sudah ditutup tetapi masih banyak mantan PSK, mantan germo dan warga sekitar yang terjebak di bawah garis kemiskinan. "Mereka banyak mengalami kesulitan ekonomi karena itu program ini kami tujukan untuk mereka,"terang Dharma yang menjadi pelatih dalam tim universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC).

Menurut Dharma, program Perempuan Harapan ini berhasil menarik 26 orang peserta. Pelatihan sendiri dirancang agar sedemikian rupa bisa mengakomodasi minat dan bakat para mantan PSK dan mantan germo yang ingin menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri ini. "Mereka berminat untuk memiliki bisnis di bidang kuliner," tukas Dharma. Bidang bisnis kuliner memang relatif mudah dan lebih sesuai dengan kemampuan mereka.
UCEC kemudian menyusun sebuah program yang isinya memuat pelatihan mindset, attitude, ketrampilan dan pengetahuan yang dirancang sesuai dengan konsep Entrepreneurship ala Ciputra Way. 
Bila dicermati, kata Dharma, tujuan pelatihan itu adalah ingin membentuk 3 hal dalam pribadi para peserta. "Yang pertama adalah confidence (kepercayaan diri -pen), kedua competence (kemampuan atau kompetensi), dan kemudian connection to the market (hubungan atau akses menuju pasar),"Dharma menjelaskan secara detil.

Agar pembelajaran lebih intensif dan berkelanjutan, pelaksanaan pelatihan Perempuan Harapan tidak hanya berlangsung sekali saja. Para peserta telah menjalani beberapa kali pelatihan yang mencakup pemberian materi teoretis dan praktik, dari 12-14 Mei, 12-15 Juni, 27 Juni. Kemudian pada bulan Ramadhan tahun ini, dari tanggal 7 sampai 26 Juli 2014 mereka diwajibkan mempraktikkan apa yang sudah diperoleh sepanjang pelatihan dengan mulai berwirausaha, yaitu menjual makanan berbuka puasa. Pada tanggal 11 September 2014 lalu, para peserta kembali diajak menghadiri pelatihan untuk memperdalam pengetahuan dan ketrampilan mereka.

Karena entrepreneurship bukan hanya tentang teori saja, sebagian besar pelatihan dilangsungkan di dapur. Mereka dilatih memasak di Taman Bungkul. Di saat yang sama, mereka juga belajar menghubungkan diri dan produknya ke pasar dan membangun kepercayaan diri peserta pelatihan.
Dalam menjalani pelatihan, para peserta termasuk rajin. Tidak hanya mendapatkan respon hangat dari peserta, pemerintah Surabaya dalam hal ini Dinas Sosial juga menyatakan dukungan dan sambutan yang positif dengan memberikan akses dan bantuan peminjaman tempat selama berlangsungnya pelatihan.  Para peserta dan pelatih "Perempuan Harapan" bahkan sempat diundang oleh ibu walikota Surabaya.

Selepas pelatihan, Dharma mengatakan bahwa para peserta telah sanggup menghasilkan uang sendiri dari ketrampilan kuliner yang mereka pelajari. Di bulan puasa yang lalu mereka mulai menjual makanan dalam kelompok-kelompok yang masing-masing sudah berhasil mencetak untung.

"Selama tiga minggu terakhir mereka membuka tempat usaha di RW, ada satu kelompok yang menghasilkan uang sampai Rp3 juta,"kata Dharma,"Jadi bisa dikatakan pelatihan ini memiliki dampak nyata".

Pengembang Properti Harus Ciptakan Gaya Hidup, Bukan Cuma Bangunan



Jika ditanya bagaimana Grup Ciputra bisa bertahan dalam pasar properti yang makin ketat tingkat persaingannya saat ini, kami bisa menjawab bahwa inovasi adalah kunci utamanya. Kami terus mencoba untuk tetap inovatif. Dan kami bukan hanya mendirikan rumah-rumah (houses) tetapi juga membangun rumah dalam arti sesungguhnya (homes) dan gaya hidup. "Houses" (bangunan rumah) bisa dibangun oleh siapa saja. Tetapi "homes" dan gaya hidup lebih membutuhkan upaya dan inovasi dalam mewujudkannya karena maknanya yang tidak semata-mata fisik tetapi lebih mendalam.


Cara kami memperluas bisnis juga bervariasi. Sebagian dengan pembelian (purchase), lalu yang lain bisa dengan menyewa (rent) dan patungan (joint venture) karena itulah kami bisa berekspansi lebih luas dari sisi paling barat hingga timur Indonesia. 

Indonesia di Mata CEO Path Dave Morin



Indonesia dikenal sebagai basis pengguna jejaring sosial Path yang signifikan. Meskipun beberapa waktu lalu Path pernah diperkirakan akan kehilangan sejumlah pengguna di Indonesia setelah keputusannya menerima pendanaan dari Bakrie Global yang memiliki citra kurang populer di antara generasi muda Indonesia.

Di tengah kencangnya kabar akuisisi Path oleh Apple, CEO Path Dave Morin menjelaskan pandangannya mengenai Indonesia sebagai salah satu pasar paling besar bagi perusahaannya itu dalam wawancara dengan Tech Crunch (14/9).   (Simak bagaimana Dave Morin merintis Path)

Morin mengiyakan saat ia ditanya bahwa Indonesia merupakan pasar yang sebetulnya tidak dibidik sejak semula oleh Path tetapi dalam perkembangannya, justru Path tumbuh besar di sini. "Kami memulai dengan ekspektasi tinggi untuk merebut pasar AS. Apakah kami sudah memenuhi ekspektasi itu? Mungkin belum tetapi kami memiliki audiens 5 juta orang yang bukan cuma di AS tetapi secara internasional,"tukas Morin.

Menurutnya, Indonesia masih menjadi salah satu pasar terbesar bagi Path, sebuah fakta unik yang menarik. Indonesia memiliki pasar mobile yang berkembang sangat pesat dan masif, ujar entrepreneur itu. "Bahkan beberapa pihak mengklaim Indonesia sebagai pasar mobile yang pertumbuhannya paling tinggi di dunia,"ia menjelaskan. Hal ini makin didukung dengan masuknya ratusan juta ponsel pintar ke Indonesia dalam 1 tahun mendatang.

"Memiliki jutaan orang [pengguna Path - pen] di negara sebesar itu adalah hal yang cukup membanggakan bagi kami,"Morin berucap.


Terkait dengan peluncuran Path Talk baru-baru ini, Morin mengakui perusahaannya harus bersaing dengan para pemain yang tidak kalah agresif seperti Line, WeChat, Kakao Talk, dan sebagainya.  Pasar di Asia sangat terfragmentasi sehingga tidak heran ditemui tingkat persaingan yang tinggi dari perusahaan-perusahaan seperti Line di Jepang, Kakao di Korsel dan Tingkok dengan WeChat. Namun, Morin tidak terlalu cemas karena ia menganggap posisi bisnisnya sudah mantap di pasar Indonesia dan Asia Tenggara secara umum. Ia justru lebih fokus pada pasar dan upaya meningkatkan pengalaman pengguna (user experience), memperbanyak produk yang bisa ditawarkan ke pengguna, dan melayani pengguna dengan lebih baik lagi. Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6179-indonesia-di-mata-ceo-path-dave-morin.html

Brand Fashion Filipina Karimadon Lirik Pasar Indonesia


Dengan makin terbukanya batas-batas perdagangan antarnegara saat ini, arus masuknya pebisnis, brand dan perusahaan asing ke Indonesia tidak kalah kencangnya dengan tingkat ekspansi  Indonesia ke pasar-pasar asing. Indonesia dengan populasi yang demikian besar makin banyak diminati para pelaku bisnis dari negara-negara tetangga sebagai pasar mereka.

CEO Karimadon Fashion dari negeri jiran Filipina, Josie Go, mengatakan brand fashionnya itu dirintis sejak 34 tahun lalu. Di tahun 1980, ia dan mantan suaminya Richard Go mendirikan dan mengembangkan bisnis busana. Sebelumnya, Josie memang telah dikenal sebagai penyuka busana dengan selera tinggi dan berkelas. "Saking banyak dan seringnya saya membeli pakaian dan memakainya, ibu saya mengatakan,'Mengapa kamu tidak buka butik saja? Kamu begitu banyak menghabiskan uang untuk pakaian!' Dan dari sana mulainya,"kenang Josie yang suaminya juga seorang pebisnis.

"Ekonomi Indonesia saat ini berkembang begitu pesat dan ukuran pakaian serta cuacanya juga sama dengan Filipina,"tutur wanita yang juga mengenakan gaun rancangannya sendiri di saat ditemui oleh CiputraEntrepreneurship.com (12/9).

Nama Karimadon didapat Josie dari nama keempat anaknya yang kemudian ia buat sebagai akronim unik sebagai brand. Brand Karimadon sendiri dibuat dengan tujuan menyediakan produk pakaian jadi yang berkualitas dengan desain yang berkelas couture dan khas namun  masih tetap terjangkau bagi kalangan menengah sekalipun.

Untuk bahan, menurut Josie, didapatkan dari berbagai negara. "Kami dapatkan bahan dari Korea, Tiongkok." Bahan-bahan inilah yang turut menentukan harga per potong busana yang mereka produksi.

Josie memiliki 3 desainer tetap dalam perusahaannya dan ia mengepalai bagian desain ini. Mereka semua adalah lulusan dari The Philippines School of Design.

Cakupan jenis busana wanita yang diproduksi Karimadon ini misalnya gaun pengantin, gaun malam, busana untuk pesta pertunangan, busana pesta kelulusan sekolah, hingga pakaian kasual yang bisa dipakai juga sebagai busana pesta. Busana multi fungsi semacam ini memang digemari karena bisa memangkas anggaran pembelian pakaian, terutama bagi mereka yang ingin tampil tetap bergaya tetapi  hemat. Dengan busana yang sama, perpaduan dengan aksesoris dan sepatu yang sesuai akan mengubahnya menjadi lebih cocok untuk kesempatan tertentu. "Kami menyebutnya 'from desk to date' (dari kantor ke kencan - pen),"terang pengusaha wanita itu.


Kisaran harganya cukup beragam, yang paling terjangkau misalnya US$40 untuk sebuah pakaian wanita. Untuk sebuah gaun, harganya dimulai dari US$80. Sebuah gaun pernikahan dibanderol paling murah US$100, mengingat pengerjaannya yang cukup kompleks. "[Harga] bergantung pada anggaran,"tutur Josie. 

3 Langkah Membentuk Budaya Perusahaan



Anda tidak bisa menciptakan budaya yang Anda hendaki dalam perusahaan Anda. Budaya perusahaan bukanlah sebuah tujuan tetapi hasil dari sejumlah perilaku kolektif. Alih-alih mendelegasikan perilaku, berikan pengaruh untuk membentuk budaya perusahaan Anda dengan 3 langkah berikut ini:

  1. Sampaikan visi Anda: Definisikan aspirasi-aspirasi Anda sebagai entrepreneur. Apa saja perilaku yang paling penting yang menjadi ciri khas budaya perusahaan yang hendak Anda bangun dalam bisnis Anda?
  2. Demonstrasikan cara perilaku-perilaku baru bisa membantu bisnis berkembang: Tak ada satu hal pun yang mampu menegakkan perilaku dengan lebih baik daripada kesuksesan. Bekerjalah dengan tim Anda untuk mengaplikasikan perilaku-perilaku ideal Anda terhadap sebuah proyek spesifik yang membutuhkan perbaikan yang serius.
  3. Integrasikan perilaku ke dalam proses SDM: Orang cenderung melakukan hal-hal yang bisa diukur dan diberikan imbalan. Gunakan perilaku yang diidamkan sebagai kriteria dalam perekrutan dan promosi jabatan dalam perusahaan.

7 Karakteristik Bisnis yang Bisa Dijual Mudah

Banyak entrepreneur membayangkan dalam benak mereka seorang pengakuisisi strategis yang masuk dalam bisnis mereka dan memberikan uang yang banyak untuk bisnis yang mereka jalankan.
Pada kenyataannya, sebagian besar bisnis hanya memiliki nilai yang rendah hingga satu atau dua hal berikut terjadi:

A) mereka telah mencetak profitabilitas selama bertahun-tahun
B) mereka tumuh pesat dan memiliki pemasukan setidaknya $5 juta. Sayangnya, mayoritas startup tidak bisa menemukan pembeli strategis yang dibutuhkan.
Berikut adalah karakteristik bisnis yang bisa dijual:
  • Besar, dengan basis konsumen yang mapan
  • Proses akuisisi konsumen yang berulang
  • Tim manajemen yang terbukti andal
  • Ketergantungan yang rendah pada satu individu
  • Konsistensi dalam profitabilitas dan riwayat operasional (misalnya 3 tahun yang terus menghasilkan)
  • Pemasukan kontinu yang signifikan (tidak wajib tapi menjadi sesuatu yang amat didambakan)
  • Pasar dengan pengakuisisi komplementer dan logis

Sebagaimana Anda bisa saksikan tidak ada referensi untuk teknologi yang keren, produk inovatif atau ide yang bagus. Semua itu membantu tetapi mayoritas akuisisi bersifat metodis dan terdorong oleh keuangan. Sementara sebagian akuisisi lebih bersifat emosional, sebagian besar tidaklah demikian. 

Mark Zuckerberg: Ilmuwan Harus Disetarakan dengan Bintang Rock



Ada banyak hal yang harus diperbaiki dan diubah dalam kehidupan ini dan salah satunya adalah cara kita memandang para ilmuwan. Mereka juga tidak kalah keren dengan para rock stars!

Di masa Albert Einstein, ia sungguh-sungguh dianggap sebagai seseorang yang menjadi bagian dari budaya pop. Dan sayang sekali hal itu sudah memudar dalam masyarakat kita saat ini.

Karena itulah saya mendukung penghargaan "Sciences Breakthrough", yang saya inginkan menjadi ajang apresiasi penuh makna bagi mereka yang sudah mendedikasikan dirinya bagi ilmu pengetahuan. Maka dari itu, akan ada lebih banyak anak di dunia ini yang mencanangkan ilmuwan sebagai satu cita-cita mereka di masa datang dan juga bagi kalangan awam yang ingin masuk ke dunia sains.


Dalam penghargaan ini, diberikan hadiah $3 juta bagi mereka yang sudah berkontribusi luar biasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia. Hadiah itu tiga kali lipat nilainya dibandingkan Penghargaan Nobel.

Ubah Cara Anda Memulai Hari



Apakah hal pertama yang Anda lakukan saat Anda berada di meja kerja Anda? Memeriksa surel dan mendengarkan voicemail? Inilah cara yang paling buruk untuk memulai hari kerja Anda.

Alih-alih bekerja dalam sikap reaktif seperti ini dan memfokuskan pada prioritas orang lain, mulailah hari Anda dengan sesi perencanaan singkat mengenai hal-hal yang Anda harus selesaikan.

Saat Anda duduk, tanyakanlah pada diri sendiri: Hari ini sudah usai dan saya meninggalkan tempat kerja dengan perasaan puas karena sudah menyelesaikan sesuatu. Apakah yang sudah saya raih? Dengan memikirkan hal ini, Anda akan menemukan pekerjaan-pekerjaan penting dan memisahkannya dari pekerjaan yang mendesak tetapi tidak penting.


Tentukan fokusnya, dan uraikanlah pekerjaan ini menjadi beberapa tindakan dan tujuan yang lebih spesifik. Pikirkan mengenai bagaimana memprioritaskan daftar pekerjaan Anda dan mulailah hari Anda dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan energi mental paling besar.

Singkirkan Kebisingan yang Tak Perlu dalam Hidup Anda

Sebagian besar orang hidup dan bekerja dalam lingkungan yang riuh. Kondisi semacam ini bisa menurunkan kesehatan, konsentrasi dan kebahagiaan mereka. Saat keheningan menjadi makin langka dan makin berharga, kita akan makin bijak untuk bisa menemukannya dalam keseharian.

Berikut adalah sejumlah cara untuk bisa menciptakan keheningan yang Anda butuhkan di sela-sela kesibukan dan rutinitas sehari-hari yang tidak ada habisnya.

  • Matikan televisi dan radio: Kita cenderung mengisi keheningan dengan musik, program radio dan acara televisi tetapi pikiran kita membutuhkan keheningan dan ketenangan. Alih-alih mendengarkan podcast atau melakukan hal lain secara multitasking, cobalah mematikan perangkat-perangkat tadi dan biarkan pikiran Anda tenang.
  • Gunakan earplug daripada earbud: Alih-alih mengganti kebisingan dan suara yang tidak diinginkan dengan suara yang diinginkan, cobalah gunakan earplug atau headphone untuk menghambat kebisingan masuk ke telinga Anda. Meskipun musik pastinya memiliki manfaat tersendiri, riset menunjukkan bahwa musik sebetulnya bisa menurunkan kapasitas seseorang dalam mengingat informasi penting dalam otaknya. 
  • Tutup pintu: Kita sering menggunakan " kebijakan tutup pintu" bahkan saat kita harus berkonsentrasi dalam bekerja. Ada kondisi-kondisi yang membutuhkan kolaborasi tetapi kita juga seharusnya menyisihkan waktu untuk memfokuskan diri sepenuhnya pada pekerjaan.

ShopandBox Mudahkan Anda Titip Barang Idaman ke Rekan di LN



Ada sejumlah produk yang harganya lebih murah atau hanya tersedia di sejumlah negara. Masalahnya untuk mengimpor barang itu, beban biayanya cukup mahal sehingga meski jika ada diskon pun, tetap saja membuat anggaran belanja membengkak.

Sekarang layanan ShopandBox akan memecahkan masalah itu bagi Anda. Mereka yang suka berbelanja online bisa memberikan titipannya bagi teman atau kolega yang tinggal di luar negeri. Mereka ini kemudian diminta membelikan barang-barang yang diinginkan dan mengemasnya menjadi satu paket untuk kemudian dikirimkan ke alamat yang sudah diberikan.

Para pengguna ShopandBox pertama-tama bisa mengisi Wishlist mereka dengan memasukkan detil seperti pembuat, model, versi, ukuran, dsb. Barang-barang yang tersedia di Amazon itu kemudian bisa ditarik dan dimasukkan dalam Wishlist.

Sebagai gantinya, laman depannya mencakup sebagian produk yang paling banyak dipesan di situs itu, yang semuanya berasal dari pihak ketiga. Setelah memasukkan barang di keranjang virtual, para anggota dipasangkan dengan salah satu jaringan global Boxer Buddies yang kemudian akan mengatur pesanan. Pembeli bisa berkirim pesan ke temannya untuk memastikan detil pemesanan dan pembayarannya.


Setelah itu, Buddy/ rekan Anda akan mengurus semua barang dan mengemasnya jadi satu untuk dikirim. Anggota cukup membayar biaya pengiriman internasional untuk semua barang itu, untuk menghemat biaya. 

Proyek Smart Replicas Buat Pengunjung Leluasa Sentuh Benda Seni



Apa yang ditakutkan oleh orang tahu saat mengajak anak-anak mereka ke museum adalah saat anak-anak menyentuh benda-benda seni atau artefak langka yang dipajang. Di satu sisi, larangan untuk menyentuh benda-benda tersebut membuat interaksi tidak terjadi sehingga pameran akan menjadi kurang menarik bagi anak-anak yang penuh keingintahuan.

Tahu dengan masalah tersebut, desainer dan sejarawan Belanda Maaike Roozenburg menggagas Smart Replicas. Ia berharap bisa mengubah kondisi tadi dengan proyek Smart Replicas yang diusulkannya pertama kali. Dalam proyek akan digunakan AR atau augmented reality dan reproduksi cetak 3 dimensi dari berbagai benda museum yang amat berharga agar para pengunjung bisa memegangnya tanpa merasa takut akan merusaknya.

Menurut Roozenburg, larangan menyentuh benda di museum dan galeri seni membuat tujuan utama dan fungsi pameran menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebisa mungkin, justru pengunjung harus menyentuh benda itu agar tercipta hubungan.  Larangan tadi malah menjauhkan pengamat dari objek yang menarik perhatian.

"Itulah salah satu alasan mengapa saya menciptakan Smart Replicas dengan teknologi cetak 3 dimensi dan teknik keramik untuk secara akurat menciptakan tiruan benda bersejarah,"ujarnya.

Memilih mereproduksi barang-barang antik dari koleksi Museum Boijmans Van Beuningen di kota Rotterdam, Roozenburg menerima perizinan untuk memindai semua barang di sana dan menciptakan tiruan yang mirip menggunakan model 3 dimensi. Cetakan kemudian dicetak dari plastik dan digunakan untuk membuat replika.


Setelah replika berhasil diproduksi, ia akan dipamerkan ke pengunjung dan mereka diperbolehkan menyentuh sepanjang mereka kehendaki.

Cangkir Cerdas Ketahui Kebiasaan Minum Anda



Ide-ide segar berdatangan bahkan dari hal-hal yang sederhana sekalipun. Misalnya dalam aktivitas minum kita yang sehari-hari.

Kini Vessyl adalah wadah minum baru yang memiliki layar elektronik yang bisa mendeteksi cairan di dalamnya dan melacak konsumsi minuman si pengguna secara real time.

Gelas dengan kapasitas yang cukup banyak itu memiliki sensor-sensor yang bisa mengidentifikasi cairan yang diwadahinya, entah itu air putih, kopi atau jus oranye dan bahkan beberapa brand dalam sejumlah kasus. Saat wadah minum ini terisi penuh, isinya akan diterakan di sisi cangkir, bersamaan dengan informasi kalori yang membantu peminumnya memperhatikan beratnya.

Dan identifikasi instan, Vessyl bisa terhubung dengan smartphone pemilik untuk melacak konsumsi secara real time dan menciptakan riwayat asupan minum pengguna di semua metrics.

Pengguna bisa mengetahui jika mereka mengkonsumsi terlalu banyak kalori,  minum dengan cukup atau mencatat asupan kafein mereka agar tidak melebihi batas yang disarankan. 

Setiap cangkir Vessyl disertai dengan sebuah cawan bundar yang menggunakan pengecasan nirkabel untuk membuat perangkat tetap hidup.


Ingin menikmati kopi kesukaan di wadah unik ini? Cukup rogoh 99 dollar AS dari kocek Anda untuk memboyongnya ke rumah.

'Pankreas Buatan' Bantu Pasien Diabetes Tipe 1 Kendalikan Gula Darahnya



Sebuah perangkat lunak yang dibuat dengan menggunakan iPhone terbukti bisa efektif membantu pasien diabetes tipe 1 untuk mengendalikan gula darah mereka setiap saat.

Peneliti diabetes baru-baru ini mengembangkan dan menguji sebuah perangkat yang berfungsi memantau dan mengatur gula darah. Studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine ini mengatakan peragkat tadi menunjukkan potensi untuk lolos dari uji awal.

Perangkat yang disebut "pankreas buatan" ini sudah dalam tahap pengembangan selama beberapa tahun. Versi terbarunya sebetulnya adalah ponsel iPhone 4S yang dimodifikasi untuk mengkomunikasikan pesan dengan perangkat pemantau glukosa, dua pompa dan cadangan insulin dan glukagon.


Pompa insulin yang ada yang digunakan oleh sepertiga penderita diabetes jenis 1 membantu mengatur insulin, hormon yang menurunkan tingkat gula darah. Namun, pompa seperti itu tidak bisa mengatur glukagon, hormon yang meningkatkan gula darah dan bekerja bersama dengan insulin untuk mengendalikan gula darah di kadar yang wajar.

Tips dan Trik Agar Lancar Bernegoisasi


Tak banyak orang yang mampu melakukan negoisasi saat berada dalam lingkungan bisnis, kerja ataupun orang lain. Beberapa kendalapun menjadi alasan mereka. Bagaimana cara melakukan negoisasi yang baik? Berikut tips negoisasi yang dibisa dilakukan:

Katakan yang Anda inginkan
Tahap pertama saat melakukan negoisasi adalah mengatakan apa yang Anda inginkan. Tunjukkan bahwa Anda yakin dengan yang dimiliki dan jangan malu-malu atau ragu saat menyampaikannya. Dengan ketegasan dan percaya diri, maka lawan bicara akan merasa yakin dengan Anda.

Mendengarkan
Saat melakukan negoisasi, jangan memotong pembicaraan dari lawan bicara. Dengarkan dengan seksama maksud yang mereka sampaikan setelah ia selesai barulah Anda coba untuk memberikan ide-ide yang ada dalam pikiran.

Persiapan diri
Saat Anda ingin melakukan negoisasi dengan seseorang, alangkah lebih baik jika Anda memiliki persiapan sejak jauh-jauh hari. Hal ini dilakukan agar pembicaraan berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Persiapan ini dapat membuat lawan bicara berpikir bahwa Anda adalah sosok yang memiliki persiapan dalam segala hal.


Kontrol diri
Saat melakukan negoisasi, sebisa mungkin coba untuk mengontrol diri baik dalam keadaan tegang ataupun tenang. Dengan hal ini, lawan bicara dapat menilai bahwa Anda orang yang tenang dalam menanggapi sebuah masalah. 

Entrepreneurship Perlu Masuk dalam Revolusi Mental Jokowi




Semangat entrepreneurship perlu dimasukkan dalam cakupan Revolusi Mental yang dikampanyekan oleh Presiden Terpilih hasil Pilpres 2014. Hal itu karena entrepreneur juga dapat dikatakan sebagai orang-orang yang sudah menjalani revolusi dalam diri mereka. Demikian ungkap Direktur Grup Ciputra, Antonius Tanan, dalam sambutannya di Get in the Ring 2014, Kamis lalu (10/9) di Jakarta.Sebagaimana kita ketahui, Joko Widodo menggagas konsep tersebut untuk memajukan bangsa.

"Spirit entrepreneurship saya berharap juga bisa didengarkan oleh bapak presiden baru kita, Pak Jokowi. Diharapkan beliau dapat memasukkan entrepreneurship menjadi bagian dari Revolusi Mental,"tutur Antonius yang sering terlibat dalam pelatihan bagi calon entrepreneur, guru dan dosen sejak tahun 2009 tersebut.

Menurut Antonius, seseorang yang sudah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri (entrepreneur) adalah orang-orang yang sudah mengalami Revolusi Mental dalam diri dan kehidupan mereka. Dengan masih adanya asumsi bahwa mencari kerja itu lebih baik daripada menciptakan lapangan kerja, orang-orang yang berwirausaha menjadi kelompok yang masih cukup langka di negeri ini. Padahal jika mau lebih maju, Indonesia harus memiliki lebih banyak entrepreneur.

Yayasan Ciputra menjadi tuan rumah bersama dengan Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) untuk penyelenggaraan event Get in the Ring kali ini. Acara ini sendiri ialah sebuah kompetisi bagi entrepreneur yang menjanjikan pendanaan bisnis sebesar 1 juta euro bagi pemenangnya di kancah global. Pemenang GITR di Jakarta ini akan diikutkan dalam event berikutnya di Universitas Ciputra Surabaya dalam kompetisi lingkup kawasan Asia Pasifik hingga nantinya jika lolos bisa melaju ke Eropa. Selengkapnya: http://www.eciputra.com/berita-6166-entrepreneurship-perlu-masuk-dalam-revolusi-mental-jokowi.html

Berkat Teknologi Internet, Sapu Magelang Bisa Tembus Perancis

 Kesuksesan bisa diraih oleh siapa pun asalkan mempunyai kemauan dan kerja keras. Demikian ungkapan yang selalu dipegang oleh Vinasari Kusuma Ningrum (40), seorang pedagang sapu di Dusun Dendengan, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Vina berasal dari keluarga sederhana. Semula hanya seorang karyawan di sebuah pabrik kertas di Blabak, Kabupaten Magelang, kini bisa bekerja mandiri dengan hasil yang lebih dari cukup berkat usahanya memproduksi kerajinan produk sapu dan alat-alat kebersihan rumah lainnya.

Vina bercerita, usahanya dirintis mulai 2009 silam bersama sang suami, Zaenal Arifin (41), yang juga mantan karyawan pabrik kertas. Di saat kondisi ekonomi kedua pasangan itu surut, mereka justru memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi pengusaha.

“Kami nekat saja, karena tidak punya modal sendiri, kami pun mantap meminjam uang modal di bank ketika hendak memulai usaha ini,” ujar Vina seperti dilansir Kompas.com.

Sebelum membuat kerajinan sapu, kata Vina, mereka membuat kerajinan dari bambu untuk suvenir dan hiasan yang dikirim ke rekanan di Yogyakarta dan Bali. Sempat berjalan lancar, usahanya harus kuncup terimbas peristiwa bom Bali. Akibatnya, mereka tidak mampu membayar angsuran pinjaman modal di bank.

"Bisnis kami memang bagus pada awalnya. Tapi karena ada kejadian bom Bali membuat pihak rekanan menghentikan pesanan. Seketika kami bangkrut dan tak punya apa-apa, saat itu sulit sekali untuk bangun," tutur Vina.

Beruntung, Vina dan suami pantang menyerah, mereka bertekad untuk kembali membangun bisnis lagi. Sapu dan alat kebersihan rumah tangga menjadi pilihan karena di sekitar tempat tinggalnya banyak yang bisnis produk serupa. Namun, mereka ingin produk yang lebih berkualitas dan inovatif. Melalui media internet, mereka pun mencari penyedia bahan sapu dan kemoceng rafia yang berkualitas.

“Di sekitar kami banyak pengrajin sapu, tapi untuk bahannya satu pun tak ada yang menyediakan. Kami fokus pada peluang itu hingga akhirnya ketemu alamat di mana saya bisa beli bahan yang nantinya akan saya jual grosiran di rumah," papar wanita asli Kabupaten Wonosobo itu.

Vina kemudian mendapatkan penyedia bahan baku di Purbalingga, Jawa Barat, yang menurutnya berkualitas bagus. Sedikit demi sedikit ia memproduksi aneka alat kebersihan rumah, mulai dari sapu, kemoceng, sapu lidi, hingga keset.

Seiring berjalannya waktu, bisnisnya berkembang cukup bagus. Ia memanfaatkan jaringannya ketika masih berbisnis kerajinan bambu dahulu dan membuka jaringan baru yang lebih luas. Di antaranya dengan sistem online dan kerap mengikuti seminar, pelatihan, serta pameran-pameran yang kerap diadakan oleh instansi-instansi tertentu.

“Produk kami mulai banyak yang menyukai, karena kami memang mengutamakan kualitas. Sapu kami memang lebih berat, tapi kuat, megar, dan rapi. Harganya relatif murah, berkisar Rp 10.000–Rp 15.000 per buah,” urai Vina.

Peminat produk-produknya tidak saja dari Kota dan Kabupaten Magelang, tetapi juga dari Tegal, Bojonegoro, Medan, Pekanbaru dan bahkan pernah mengirim ke Perancis. Kebanyakan pelanggan mengetahui produknya dari website.

Dibantu oleh sembilan karyawannya, Vina bisa memproduksi sapu hingga 5 ton setiap dua minggu dan bisa bisa mengirim hingga 8 kali ke pelanggannya ke luar kota Magelang. Dalam dua hari saja omzet mereka mendapatkan omzet penjualan mulai Rp 2 juta – Rp 4 Juta.

Zaenal Arifin, suami Vina, menambahkan, dari bisnis sapu itu ia sudah cukup menopang ekonomi keluarga. Ia bahkan bisa membeli rumah, mobil, hingga bisa membuat bisnis lainnya. Seperti bisnis pakaian dan jasa fotokopi. “Alhamdulillah, ini hasil jerih payah kami,” ucap Zaenal.


Dirinya pun berharap pemerintah daerah untuk terus memberi dukungan kepada para pengusaha-pengusaha kecil di Magelang agar berkembang. Tidak sekadar mengadakan seminar maupun pelatihan, tetapi juga membantu pemasaran dan membeli produk-produknya.

Ganode, Tas Asal Sleman yang Berhasil Tembus Pasar Jepang



Tas kulit merk "Ganode" yang diproduksi oleh industri rumah tangga di Dusun Modinan, Desa Banyuraden, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sukses menembus pasar internasional khususnya Jepang.

"Selama ini banyak mendapat order dari luar negeri, terutama Jepang. Pesanan bisa mencapai 20 ribu unit tas," kata pelaku usaha kerajinan tas kulit, Yuyun Afnan (31), di Sleman.

Namun, ujar Yuyun, ia masih sering kesulitan memenuhi pesanan dalam jumlah banyak karena usaha yang dijalankan bukan kelas konveksi tapi level butik.

Alasannya, karena selama ini saya hanya dibantu tiga penjahit untuk mengerjakan order tas yang per bulan mencapai 60 hingga 70 unit. Ia mengatakan tenaga pendukung yang dimilikinya masih minim karena pekerjaan menjahit kulit memang butuh keterampilan khusus.

"Tidak sembarang penjahit bisa melakukannya. Tingkat kesulitannya tinggi. Harus sekali jalan karena kalau sudah cacat, tidak bisa diperbaiki," katanya.

Yuyun mengaku bisnis itu memang menjanjikan keuntungan. Dalam sebulan, pria yang mulai menjalani usaha tas kulit pada Maret 2013 itu, omzetnya minimal Rp50 juta.
"Guna memperluas segmen pasar, produk tas berbahan kulit sapi dikreasikan dalam beberapa kelas. Untuk level low, harga di kisaran Rp250 ribu-Rp300 ribu per buah, sedangkan kelas menengah Rp350  ribu-Rp700 ribu," katanya.

Ia mengatakan untuk kelas tinggi, harga mulai Rp700 ribu hingga menembus Rp5 juta. "Perbedaan mendasar dari tiga macam kelas produk itu terletak pada jenis bahan yang digunakan. Untuk kelas low, bahan tas lebih banyak menggunakan kain kanvas," katanya.

Dalam hal strategi pemasaran, Yuyun lebih memilih cara dalam jaringan. "Promosi kami cenderung lewat online dalam bentuk website maupun sosial media karena menguntungkan, dan jangkauannya lebih luas," katanya.


Selain tas, industri rumah tangga itu juga memproduksi jaket berbahan kulit domba. Namun pengerjaannya masih mengandalkan penjahit dari Bandung. Satu jaket dijual dengan harga minimal Rp1,3 juta.

Mengapa Sebagian Pria Bisa Menjadi Sangat Boros Keuangan

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa pria cenderung bersikap boros ketika populasi wanita di sekitarnya jarang.

Studi yang dilakukan pada 120 orang pria ini dibagi dalam dua eksperimen. Pada eskperimen pertama, para responden diberikan beberapa artikel koran yang menjelaskan tentang kondisi populasi lokal, yakni mengenai lebih banyak wanita atau pria.

Setelahnya, para responden tersebut ditanyai mengenai pola pengeluaran dan tabungan mereka jika mereka berada dalam situasi seperti di artikel tersebut.

Pada pria yang membaca artikel dengan penjelasan bahwa wanita lebih sedikit populasinya dibanding pria, mereka mengaku menabung sebanyak 42 persen lebih rendah setiap bulannya, dan melakukan pinjaman sekitar 84 persen lebih banyak setiap bulannya.

Eksperimen lain yang terpisah, para responden disuguhi dengan beberapa gambar yang menunjukkan beberapa rasio jumlah pria dan wanita yang berbeda di dalamnya.

Lalu mereka diminta untuk memilih antara menghabiskan 20 dolar AS (sekitar Rp236 ribu) atau 30 dolar AS (sekitar Rp354 ribu) setiap bulannya. Lagi, para responden mengaku akan mengeluarkan lebih banyak uang ketika berhadapan dengan foto yang menunjukkan rendahnya jumlah wanita yang terdapat di dalamnya.

Hipotesis yang diambil dari studi tersebut adalah keputusan pria dalam pola keuangannya tidak ditentukan dalam keadaan sadar. Pria sebenarnya tidak peka terhadap jarangnya populasi wanita, namun terpacu ketika jumlah populasi pria lebih banyak dibandingkan wanita.

Ketika jumlah pria sangat besar, maka pria akan merasa memiliki saingan dalam banyak hal. Hal tersebut lah yang membuat pria menjadi lebih impulsif, kompetitif, dan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak untuk tampil terdepan.

Di kehidupan nyata, hipotesis tersebut terbukti benar. Setelah melakukan penelitian pada para responden, peneliti terkait turut menemukan fakta bahwa pria muda lajang di kebanyakan kota besar di AS, di mana terdapat lebih banyak pria dibanding wanita, memiliki kartu kredit lebih banyak dan batas utang yang tinggi.


Sebaliknya, pola pengeluaran wanita tidak terpengaruh perbedaan rasio. Wanita juga tidak melihat bahwa pola pengeluaran pria bergantung pada rasio jenis kelamin. Meskipun begitu, wanita sangat menganjurkan pria lajang untuk lebih banyak mengeluarkan uang saat berkencan dan di momen-momen tertentu dengan lawan jenis. 

Selasa, 26 Januari 2016

Boxfresh Tawarkan Desain Segar di Tahun 2016

http://static.ciputraentrepreneurship.com/thumbs/billy/artikelVoll-12745-org.jpg
Pada tahun 2015 kemarin, Boxfresh membuat pernyataan yang cukup mengejutkan dengan menyetop produksi lini pakaian mereka dan berkonsentrasi pada lini sepatu.

Sehingga brand asal London, Inggris, ini hanya akan meluncurkan sepatu terbaru untuk koleksi spring/summer 2016.

"Konsumen Boxfresh tahun lalu lebih didominasi pada pembelian sepatu. Dengan berbagai jenis sepatu kami yang beragam, yang menjadi kunci bisnis Boxfresh, sehingga kami memusatkan fokus pada kekuatan lini sepatu ini," kata Nick Drury selaku Head of Design Boxfresh.

Boxfresh terlihat lebih konsisten dalam menangani desain sepatunya. Terlihat sepatu kulit yang minimalis, kemudian boots yang menggabungkan bahan kulit serta suede, dan sneakers warna-warni berbahan nylon yang sangat ringan.

Pilihan ragam sepatu seperti di atas dikarenakan konsumen utama Boxfresh adalah kaum pria yang suka dengan tantangan baru, pria yang mencari sebuah brand yang nyaman dipakai untuk kegiatan sehari-hari mereka sekaligus memiliki tampilan yang gaya.

Untuk tahun 2016 sendiri, Boxfresh memperkenalkan sepatu ringan dan nyaman dengan konsep cupsole yang diberi nama Sandon. Selain itu, koleksi sepatu Icon ditingkatkan kualitasnya dengan menambah bahan kulit premium. Ada juga sepatu Hortik yang terinspirasi dari kota metropolitan.

Produk yang sukses di Inggris dan Jerman ini ingin memperluas jaringannya di kawasan lain, seperti Kanada, Australia, dan beberapa negara di Asia.

Selengkapnya: http://www.imart89.com/blog/read/131/boxfresh-tawarkan-desain-segar-di-tahun-2016

The North Face Kembali Gagas Inovasi Lewat Sutra Laba-Laba

http://static.ciputraentrepreneurship.com/thumbs/billy/tnf.jpg
The North Face, Spiber, dan Goldwin kini bekerjasama dalam mengembangkan sebuah produk pakaian komersil yang dibuat melalui proses fermentasi mikroba yang tidak bergantung pada petroleum, melainkan sutera laba-laba sintetis.

Prototipe ini mereka beri nama Moon Parka.

Perusahaan berbasis di Jepang, Spiber, membuat sutera laba-laba sintetis tersebut, kemudian bekerjasama dengan Goldwin dan The North Face untuk mengubah material tersebut menjadi sebuah jaket.

"Produk ini merupakan inovasi baru bagi The North Face, yang mana membawa ide segar ke pasaran dan menangkap imajinasi orang-orang di seluruh dunia," ujar Vice President of Global Product The North Face, Joe Vernachio.

Bahan sutera laba-laba sintetis dinilai memiliki kekuatan dan elastisitas yang tinggi, membuka peluang untuk ketersediaan materi dalam manufaktur pakaian.

"The Moon Parka menjadi pakaian pertama di dunia yang dibuat dari materi protein buatan. Proses ini memberikan kami tantangan mengenai apa yang akan kami hadapi nanti," tambahnya.

Saat ini kebanyakan pakaian dibuat dari polyester, nylon, dan materi polymer sintetis lainnya, sehingga membuat materi dengan bahan dasar protein dan fiber yang bisa diperbaharui memperlihatkan perkembangan yang signifikan pada industri pakaian.


The North Face belum memberikan tanggal pasti untuk peluncuran Moon Parka ini, namun mereka ingin segera merilisnya di awal tahun 2016 ini. Selengkapnya: http://www.imart89.com/blog/read/130/the-north-face-kembali-gagas-inovasi-lewat-sutra-laba-laba