Senin, 28 September 2015

Sejarah Pembangunan Gedung Pencakar Langit





Para insinyur abad kesembilan belas membuat para arsitek menyadari potensi unsur rangka ini. Mereka memperluas penggunaannya pada jembatan, pabrik, pergudangan. Dan ruang pameran. Pengaruh ini dapat diamati sampai ketahun 1801 pada sebuah pabrik kapas rangka baja berlantai tujuh di Manchester. Inggris. Yang menggunakan kolom dan balok baja sebagai kerangka interior. Baja profil I digunakan digedung ini. Mungkin untuk pertama kali. Para perancangnya secara intuisi mengenal efisiensi bentuk itu dalam menahan lendutan. Sebenarnya, pabrik ini menjadi dasar pengembangan rangka baja yang kemudian muncul di Chicago pada sekitar tahun 1890.
Crystal Palace, yang dibangun untuk Pameran Internasional London pada tahun 1851, merupakan rangka baja lengkap yang pertama. Konstruksi berat sistem dinding pendukung yang ketika itu mendasari standar arsitektur seolah ditantang oleh efek anti grafitasi dari bidang-bidang kaca dan rangka kayu-baja. Bangunan ini memperlihatkan pendekatan berskala besar yang pertama menuju produksi massal. Pembagian ruang direncanakan berdasarkan lembar standar gelas yang terbesar (panjang 4 kaki) dan proses konstruksi diperlihatkan sebagai bagian dari rancangannya.

Mercusuar di Black Harbor, Long Island, yang dibangun pada tahun 1843, adalah struktur rangka baja tempa pertama di Amerika Serikat. Sepuluh tahun kemudian. Beberapa bangunan menggunakan rangka interior bersama-sama dengan dinding pendukung fasade batu. Rangka interior terdiri dari kolom baja cor yang mendukung balok baja tempa.

Sebelum bangunan tinggi dapat tanggap terhadap potensi rangka baja yang baru ini, terlebih dahulu harus dikembangkan sarana angkut vertikal. Elevator pertama muncul pada tahun 1851 disebuah hotel di Fifth Avenue, New York. Sistem rel vertikal disempurnakan menjadi sistem gantung pada tahun 1866, tetapi kemungkinan penggunaan elevator untuk bangunan tinggi pertama kali diakui pada Equitable Life Insurance Company Building di New York pada tahun 1870. Selanjutnya, William Jennings mengembangkan sistem rangka pada Home Insurance Building di Chicago pada tahun 1883. Bangunan tinggi ini adalah contoh pertama yang seluruhnya didukung oleh rangka baja sementara fasade dinding batu hanya memikul beban sendiri. Bangunan ini juga merupakan yang pertama kali menggunakan balok baja dibagian atasnya. Pada tahun 1889 bangunan Jennings yang kedua. Leiter Building, merupakan yang pertama kali menggunakan rangka baja murni, yang tidak menggunakan dinding pendukung sama sekali.

Gedung Rand McNally kedua yang berlantai sembilan (1889, Chicago) oleh Burn ham and Root merupakan yang pertama menggunakan rangka baja seluruhnya. Mereka juga mengembangkan konsep geser vertikal pada Masonic Temple berlantai 20 (1891, Chicago). Pada ketinggian ini gaya ingin menjadi pertimbangan rancangan yang penting. Untuk meningkatkan kekakuan lateral rangka baja tersebut, para arsitektur memperkenalkan pengaku diagonal (diagonal bracing) pada rangka fasade, dan dengan demikian menciptakan prinsip rangka vertikal atau dinding geser.

Perbaikan metode rancangan baja memungkinkan angunan gedung tumbuh terus keatas: pada tahun 1905, Metropolitan Tower Building berlantai 50 dibangun di New York, diikuti oleh Empire State Building berlantai 102, juga di New Yok pada tahun 1931. Perbaikan teknik membangun selanjutnya diarahkan untuk mengembangkan tata letak rangka. Perbaikan kualitas bahan, dan taknik konstruksi yang lebih baik dan bukan pada peningkatan ketinggian.

Pada tahun 1890-an beton mulai menempatkan diri sebagai bahan struktur yang lumrah. Para perancang seperti Auguste Perret, Francoise Hennebique, dan Tony Garnier di Prancis serta Robert Maillart di Swiss adalah sebagian diantara para penemu beton bertulang. Perret adalah yang pertama kali menggunakan rangka beton bertulang dalam konstruksi bangunan tinggi dan mengungkapkannya secara arsitektural dalam Rue Apartment Building (Paris, 1903). Pada saat yang sama, Ingall Building berlantai 16 di Cincinnati adalah pencakar langit rangka beton yang pertama didunia. Akan tetapi , pada paruh abad pertama, bangunan beton hanya muncul secara sporadis. Ketika itu tidak tidak ada usaha untuk mencari sifat bahan ini yang sebenarnya; sistem beton pada umumnya meniru pendekatan rangka baja. Akan tetapi, setelah Perang Dunia II sikap ini berubah. Teknik konstruksi yang canggih, bersama-sama dengan pengembangan bahan-bahan berkualitas tinggi, mulai menghasilkan konsep-konsep perancangan baru seperti plat rata (flat slab) dan dinding grid fasade pendukung (load bearing façade grid wall). Kedua sistem ini mulai menyaingi plat satu arah yang tradisional dan dinding tirai (curtain wall) tipikal untuk struktur rangka kaku. Pencakar langit seperti Marina City Towers (Chicago, 1963) benar-benar mengungkapkan watak seni pahat monolitik dari bahan beton.

Hingga akhir abad  19, jumlah lantai yang dibangun pada suatu bangunan  dibatasi oleh ketiadaan sistem transportasi vertical yang efektif. Selain itu , tidak adanya bangunan bahan bangunan yang dapat menahan beban bangunan bertingkat tinggi yang menjadi factor penghambat perkembangan jenis bangunan  bertingkat tinggi.

Pada tahun 1885 bangunan gedung Home Insurance  yang direncanakan oleh William Le Baron Jenney di Chicago dengan ketinggian 10 lantai merupakan  bangunan yang paling tinggi di sunia pada saat itu.

Bangunan tersebut masih menggunakan bahan bata/beton dengan sistem dinding penahan (bearing wall). Dalam waktu singkat hambatan tersebut dapat dipecahkan dengan adanya dua penemuan besar dalam dunai konstruksi

Pertama, ialah bangunan besi tempa dan baja yang memunkinkan penggunaan konstruksi rangka sebagai pengganti konstruksi didnding(bearing wall)

Kedua, ialah didemonstrasikan oleh Otis pada tahun 1853 yaitu mesin elevator  dengan rem otomatis sebagai alat angkut manusia(transportasi vertikal)

Kemudian dengan dikembangkan sistem struktur tabung maka muncul Gedung World Trade Center di New York, Amerika pada tahun 1972 oleh arsitek Minoru Yamasaki dengan ketinggian 417 m. dan pada tahun 1974 disusul oleh Seas Tower di Chicago Amerika Serikat oleh SOM dengan ketinggian 443 m (tanpa menara) dengan jumlah 109 lantai oleh Fazlur Khan dari SOM (Skidmore, Ownings, dan Merill).

Selain di Amerika, di timur seperti singapura, hong kong, bahkan di kuala lumpur menjelang abad ke-21 dibangunlah suatu bangunan kempbar petronas oleh arsitek Cesar Pelli dengan sistem struktur tabung dengan ketinggian 450 m dan mencapai jumlah 88 lantai.

Tak berhenti di sini saja, di Shanghai, Cina akan didirikan Shanghai Word Financial Center dengantinggi 460 m, dan akan disusul oleh bnagunan di Qatar, timur tengah, dan banguna Ground Zero denga tinggi  592 m di bekas WTC New York. Serta Chicago akan dibangun Migling-Belter Tower dengan ketinggian 125 lantai.

Bangunan bertingkat tinggi di Indonesia masih di dominasi di sektar Jakarta, yang dimulai pada tahun 1960 yaitu bangunan Bank Indonesia dengan ketinggian 6 lantai, kemudian disusul oleh Hotel In donesia dan hotel di Yogyakarta, dan pelabuhan ratu. Baru pada tahun 1967 muncul bangunan Wisma Nusantara  dengan 32 lantai.

Kemudian berdirilah gedung pusat wisma BNI yang memiliki 42 lantai dan tahun 1990-an Wisma BNI dengan ketinggian 50 lantai serta bangunan Apartemen Amartapura dengan ketinggian 52 lantai di LIPPO Karawaci, tangerang, Banten. Masih direncanakan beberapa bangunan dengan ketinggian lebih dari 60 lantai.


Sumber: http://www.eciputra.com/berita-6374-sejarah-pembangunan-gedung-pencakar-langit-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar